Setiap muslim
wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan
kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat
Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Orang-orang yang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan
senantiasa didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendektkan diri kita kepada
Allah. Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di
dalam syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya
maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan
berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan
ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah
bahkan menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan
ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan
kepada kita adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita
untuk Allah atau di jalan Allah.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan menuntut ilmu dapat kita lihat pada kisah Imam Syafiiy
Yang mulia Imam Syafiiy dilahirkan pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di
Ghazab dalam keadaan yatim. Pada usia 2 tahun Imam Syafiiy dibawa oleh ibunya
ke Mekkah, tempat kelahiran ayahnya. Beliau hidup di bawah asuhan ibunya dalam
penghidupan dan kehidupan yang sangat sederhana dan kadang-kadang menderita
kesulitan. Walaupun demikian ketika baru berusia sembilan tahun, beliau sudah
hafal Al-Qur‘an sebanyak 30 juzz di luar kepala dengan lancar. Pada usia ke
sepuluh tahun beliau sudah hafal dan mengerti Al Muwaththa‘ Imam Maliky.
Imam Syafiiy sangat rajin dan tekun menuntut ilmu, walaupun sering menderita
kesukaran dan kekurangan untuk membeli alat-alat perlengkapan belajar seperti
kertas, tinta, dan sebagainya. Namun karena semangatnya yang tinggi maka beliau
sering mencari tulang-tulang dan mengumpulkannya dari jalanan untuk ditulis di
atasnya pelajaran yang diperoleh atau mencari kertas bekas untuk menulis.
Catatan beliau sangat banyak sampai memenuhi gubuk sehingga beliau tidak bisa
tidur berbaring karena gubuknya sudah penuh sesak. Akhirnya beliaui mencoba
menghafalkan semua catatan yang telah ada sehingga semuanya terekam dalam hati
dan tercatat dalam otak. Syairnya yang terkenal berbunyi :
“Ilmuku selalu bersamaku ke mana aku pergi
Kalbuku yang telah menjadi gudangnya dan bukan lagi peti-peti
Bila aku berada di rumah, ilmuku pun bersamaku pula di rumah
Dan bila aku di pasar, ilmuku pun berada di pasar”
Beliau belajar dari banyak guru, tidak pernah merasa cukup akan ilmu yang
dimilikinya, selalu haus akan ilmu, dan bila mendengar ada ilmu baru maka
beliau akan mengejarnya walaupun harus menempuh perjalanan yang jauh dan
melelahkan. Beliau telah diberi izin untuk mengajar dan memberi fatwa kepada
khalayak ramai dan diberi jabatan sebagai guru besar di dalam Masjidil Haram
karena kepintarannya tersebut, walaupun usianya masih muda sekali yaitu 15
tahun. Imam Syafiiy dihormati baik oleh pengusaha negeri maupun masyarakat awam
yang berada di tempat beliau tinggal karena keluhuran dan ketinggian ilmunya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11, maka telah terbukti
bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu sebagai keutamaan
mereka karena tidak jemu-jemunya menuntut ilmu baik itu ilmu pengetahuan maupun
ilmu agama.
Allah memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang berilmu dengan memberikan
berbagai keutamaan kepada mereka seperti yang tercantum dalam:
1. “Sebaik-baik umatku adalah ulama dan sebaik-baik ulama adalah yang berkasih
sayang. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah akan mengampuni orang alim sebanyak
40 dosa dan setelah itu Allah mengampuni 1 dosa orang bodoh.”
2. “Dan ingatlah orang alim yang rahim (kasih sayang) akan datang pada hari
kiamat dengan bercahaya dan akan menerangi antara barat dan timur seperti
terangnya bulan purnama.”
3. “Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong
saudaranya. Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pasti
Allah memudahkan baginya jalan untuk ke syurga. Dan apabila berkumpul suatu
kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah (mesjid) dengan membaca Al-Qur`an
dan mempelajarinya sesama mereka maka niscaya turun atas mereka ketentraman dan
mereka diliputi rahmat dan dikelilingi para malaikat dan Allah menyebutnya
dalam golongan yang adapada-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amalnya maka tidak
akan dipercepat diangkat derajatnya.”
4. “Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan ke syurga” (HR. Muslim).
5. “Barangsiapa memberikan petunjuk kebaikan maka baginya akan mendapatkan
ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang yang mengikutinya dan tidak
berkurang sedikit pun hal itu dari ganjaran orang tersebut.” (HR. Muslim).
6. “Jika anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3
hal:
1) Ilmu yang bermanfaat
2) Sedekah jariyah
3) Anak Shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim).
7. “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan maka orang
itu lalu memperdalam agama Islam” (HR. Bukhari-Muslim).
Adab Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu perlu diperhatikan beberapa adab, yaitu :
1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya diringi
dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan
diri, menipu orang lain ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan
diri dari kebodohan dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.
2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti.
Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi : “Dan orang-orang yang
berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
3. Terus-menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga kita
enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh
Sofyan bin Ayyinah : “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut ilmu.
Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia
bodoh.” Allah lebih menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus
menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut Ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu
adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS
Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu jika
mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu. Allah tidak menyukai
orang yang berputus asa dari rahmat-Nya seperti firman-Nya ……(?)
5. Menghormati dan memuliakan orang yang menyampaikan ilmu kepada kita
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun
bertanya pada saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru, mendengarkan
dengan penuh khidmat, dan memperhatikan ketika beliau menerangkan, dan
sebagainya.
6. Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan kebodohan diri kita, bukan
untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan guru kita dan sebagainya.l
Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum diketahuinya melainkan
sampai beliau mengerti. Orang yang tidak mau bertanya berarti menyia-nyiakan
ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan kita untuk
bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam firman-Nya dalam QS 16:43.
Kondisi Keilmuan
Keadaan saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkan oleh Allah
dan Rasul-Nya. Di mana-mana orang-orang sudah terlalu mengagung-agungkan dunia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk kepentingan dunia dan dirinya
sendiri tanpa memperhatikan keseimbangan dan keselarasan lingkungan di
sekitarnya. Bahkan penjelajahan ke planet mars saja selain untuk ilmu
pengetahuan juga untuk mencari kemungkinan apakah di sana dapat ditempati oleh
manusia. Memang sungguh serakah manusia-manusia ini.
Kewajiban menuntut ilmu tidak hanya mengenai ilmu pengetahuan umum saja tetapi
juga ilmu pengetahuan agama yang hukumnya fardlu ‘ain, karena beramal tanpa
berilmu sama saja dengan bohong dan tidak ada artinya di mata Allah. Maka jika
salah, kita dapat terjerumus ke perbuatan dosa. Umat Islam juga tidak boleh
ketinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan tidak boleh pula menjadi orang yang
bodoh karena orang pintar akan lebih disenangi. Dengan kepinteran yang kita
miliki, kita tidak akan mudah ditipu dan dibohongi orang lain. Imam Syafiiy
sendiri selalu merasa kurang akan ilmu yang dimilikinya dan selalu mencatat
setiap ilmu yang diperolehnya karena takut lupa.
Beberapa ilmuwan Islam antara lain yaitu :
a. Jabir bin Hayyan (720-815 M)
Beliau adalah seorang sarjana Fisika dan Kedokteran. Karyanya mencapai 200
buah, di antaranya adalah tentang kimia yang antaa lain “Al-Khawasul Kabir” dan
“MA Ba`dal Thabi`ah”. Ilmu kimia Jabir telah dianggap sejajar dengan
Aristoteles dalam ilmu logika.
b. Al Khawarizmy, Muhammad bin Musa Al Khawarizmy (780-850 M)
Beliau adalah ahli aljabar dan ilmu bumi. Karyanya yang menjadi referensi
berbagai tulisan tentang ilmu bumi, yaitu “Suratul Ardli”.
c. Al-Farghaniy, Abul Abbas Ahmad Al-Farghaniy (hidup sekitar tahun 861 M)
Beliau adalah seorang ahli perbintangan/astronomi. Karyanya antara lain adalah
“Al Madkhal Ila Ilmi Haiatil Fabik” yang sudah diterjemahkan ke bahasa latin.
d. Al-Bhairuniy, Abduraihani Muhammad bin Ahmad (937-1048 M)
Beliau adalah ahli kedokteran, perbintangan, matematika, fisika, ilmu bumi dan
sejarah. Karyanya antara lain adalah “At-Tafhim Li Awaili Shima’atit Tanjim”
yang berisi tentang Tanya jawab ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan
ilmu falak.
Manfaat Menuntut Ilmu Menurut Agama Islam
Menuntut Ilmu … Wajib Setiap
Muslim
Ditulis oleh Ruswandi di/pada Desember 14, 2007
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu
adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan
keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam
Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”. Orang-orang yang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh
Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendektkan diri kita kepada
Allah. Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di
dalam syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya
maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan
berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan
ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah
bahkan menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan
ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan
kepada kita adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita
untuk Allah atau di jalan Allah.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan menuntut ilmu dapat kita lihat pada kisah Imam Syafiiy
Yang mulia Imam Syafiiy dilahirkan pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di
Ghazab dalam keadaan yatim. Pada usia 2 tahun Imam Syafiiy dibawa oleh ibunya
ke Mekkah, tempat kelahiran ayahnya. Beliau hidup di bawah asuhan ibunya dalam
penghidupan dan kehidupan yang sangat sederhana dan kadang-kadang menderita
kesulitan. Walaupun demikian ketika baru berusia sembilan tahun, beliau sudah
hafal Al-Qur‘an sebanyak 30 juzz di luar kepala dengan lancar. Pada usia ke
sepuluh tahun beliau sudah hafal dan mengerti Al Muwaththa‘ Imam Maliky.
Imam Syafiiy sangat rajin dan tekun menuntut ilmu, walaupun sering menderita
kesukaran dan kekurangan untuk membeli alat-alat perlengkapan belajar seperti
kertas, tinta, dan sebagainya. Namun karena semangatnya yang tinggi maka beliau
sering mencari tulang-tulang dan mengumpulkannya dari jalanan untuk ditulis di
atasnya pelajaran yang diperoleh atau mencari kertas bekas untuk menulis.
Catatan beliau sangat banyak sampai memenuhi gubuk sehingga beliau tidak bisa
tidur berbaring karena gubuknya sudah penuh sesak. Akhirnya beliaui mencoba
menghafalkan semua catatan yang telah ada sehingga semuanya terekam dalam hati
dan tercatat dalam otak. Syairnya yang terkenal berbunyi :
“Ilmuku selalu bersamaku ke mana aku pergi
Kalbuku yang telah menjadi gudangnya dan bukan lagi peti-peti
Bila aku berada di rumah, ilmuku pun bersamaku pula di rumah
Dan bila aku di pasar, ilmuku pun berada di pasar”
Beliau belajar dari banyak guru, tidak pernah merasa cukup akan ilmu yang
dimilikinya, selalu haus akan ilmu, dan bila mendengar ada ilmu baru maka
beliau akan mengejarnya walaupun harus menempuh perjalanan yang jauh dan
melelahkan. Beliau telah diberi izin untuk mengajar dan memberi fatwa kepada
khalayak ramai dan diberi jabatan sebagai guru besar di dalam Masjidil Haram
karena kepintarannya tersebut, walaupun usianya masih muda sekali yaitu 15
tahun. Imam Syafiiy dihormati baik oleh pengusaha negeri maupun masyarakat awam
yang berada di tempat beliau tinggal karena keluhuran dan ketinggian ilmunya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11, maka telah terbukti
bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu sebagai keutamaan
mereka karena tidak jemu-jemunya menuntut ilmu baik itu ilmu pengetahuan maupun
ilmu agama.
Allah memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang berilmu dengan memberikan
berbagai keutamaan kepada mereka seperti yang tercantum dalam:
1. “Sebaik-baik umatku adalah ulama dan sebaik-baik ulama adalah yang berkasih
sayang. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah akan mengampuni orang alim sebanyak
40 dosa dan setelah itu Allah mengampuni 1 dosa orang bodoh.”
2. “Dan ingatlah orang alim yang rahim (kasih sayang) akan datang pada hari
kiamat dengan bercahaya dan akan menerangi antara barat dan timur seperti
terangnya bulan purnama.”
3. “Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong
saudaranya. Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pasti
Allah memudahkan baginya jalan untuk ke syurga. Dan apabila berkumpul suatu
kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah (mesjid) dengan membaca Al-Qur`an
dan mempelajarinya sesama mereka maka niscaya turun atas mereka ketentraman dan
mereka diliputi rahmat dan dikelilingi para malaikat dan Allah menyebutnya
dalam golongan yang adapada-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amalnya maka tidak
akan dipercepat diangkat derajatnya.”
4. “Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan ke syurga” (HR. Muslim).
5. “Barangsiapa memberikan petunjuk kebaikan maka baginya akan mendapatkan
ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang yang mengikutinya dan tidak
berkurang sedikit pun hal itu dari ganjaran orang tersebut.” (HR. Muslim).
6. “Jika anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3
hal:
1) Ilmu yang bermanfaat
2) Sedekah jariyah
3) Anak Shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim).
7. “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan maka orang
itu lalu memperdalam agama Islam” (HR. Bukhari-Muslim).
Adab Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu perlu diperhatikan beberapa adab, yaitu :
1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya diringi
dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan
diri, menipu orang lain ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan
diri dari kebodohan dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.
2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti.
Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi : “Dan orang-orang yang
berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
3. Terus-menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga kita
enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh
Sofyan bin Ayyinah : “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut ilmu.
Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia
bodoh.” Allah lebih menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus
menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut Ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu
adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS
Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu jika
mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu. Allah tidak menyukai
orang yang berputus asa dari rahmat-Nya seperti firman-Nya ……(?)
5. Menghormati dan memuliakan orang yang menyampaikan ilmu kepada kita
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun
bertanya pada saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru, mendengarkan
dengan penuh khidmat, dan memperhatikan ketika beliau menerangkan, dan
sebagainya.
6. Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan kebodohan diri kita, bukan
untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan guru kita dan sebagainya.l
Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum diketahuinya melainkan
sampai beliau mengerti. Orang yang tidak mau bertanya berarti menyia-nyiakan
ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan kita untuk
bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam firman-Nya dalam QS 16:43.
Kondisi Keilmuan
Keadaan saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkan oleh Allah
dan Rasul-Nya. Di mana-mana orang-orang sudah terlalu mengagung-agungkan dunia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk kepentingan dunia dan dirinya
sendiri tanpa memperhatikan keseimbangan dan keselarasan lingkungan di
sekitarnya. Bahkan penjelajahan ke planet mars saja selain untuk ilmu
pengetahuan juga untuk mencari kemungkinan apakah di sana dapat ditempati oleh
manusia. Memang sungguh serakah manusia-manusia ini.
Kewajiban menuntut ilmu tidak hanya mengenai ilmu pengetahuan umum saja tetapi
juga ilmu pengetahuan agama yang hukumnya fardlu ‘ain, karena beramal tanpa
berilmu sama saja dengan bohong dan tidak ada artinya di mata Allah. Maka jika
salah, kita dapat terjerumus ke perbuatan dosa. Umat Islam juga tidak boleh
ketinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan tidak boleh pula menjadi orang yang
bodoh karena orang pintar akan lebih disenangi. Dengan kepinteran yang kita
miliki, kita tidak akan mudah ditipu dan dibohongi orang lain. Imam Syafiiy
sendiri selalu merasa kurang akan ilmu yang dimilikinya dan selalu mencatat
setiap ilmu yang diperolehnya karena takut lupa.
Beberapa ilmuwan Islam antara lain yaitu :
a. Jabir bin Hayyan (720-815 M)
Beliau adalah seorang sarjana Fisika dan Kedokteran. Karyanya mencapai 200
buah, di antaranya adalah tentang kimia yang antaa lain “Al-Khawasul Kabir” dan
“MA Ba`dal Thabi`ah”. Ilmu kimia Jabir telah dianggap sejajar dengan
Aristoteles dalam ilmu logika.
b. Al Khawarizmy, Muhammad bin Musa Al Khawarizmy (780-850 M)
Beliau adalah ahli aljabar dan ilmu bumi. Karyanya yang menjadi referensi
berbagai tulisan tentang ilmu bumi, yaitu “Suratul Ardli”.
c. Al-Farghaniy, Abul Abbas Ahmad Al-Farghaniy (hidup sekitar tahun 861 M)
Beliau adalah seorang ahli perbintangan/astronomi. Karyanya antara lain adalah
“Al Madkhal Ila Ilmi Haiatil Fabik” yang sudah diterjemahkan ke bahasa latin.
d. Al-Bhairuniy, Abduraihani Muhammad bin Ahmad (937-1048 M)
Beliau adalah ahli kedokteran, perbintangan, matematika, fisika, ilmu bumi dan
sejarah. Karyanya antara lain adalah “At-Tafhim Li Awaili Shima’atit Tanjim”
yang berisi tentang Tanya jawab ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan
ilmu falak.
(diambil dari berbagai sumber)